Kamis, 30 November 2023

Yang patah tumbuh, yang hilang berganti

foto jadul bgtt waktu masih culun


Sejak tulisan terakhir di blog ini dipublikasikan (tahun 2021), saya memutuskan untuk menutup akses publik. Alasannya sederhana, setiap kali membaca tulisan di sini saya seperti bertualang ke masa lalu yang jalannya tidak mudah, seperti melihat luka yang terus terulang bahkan belum selesai. Mengupas kejadian dengan menulis membutuhkan keterbukaan yang jika dilakukan malah bisa menjatuhkan diri sendiri ke tempat yang lebih dalam, pekat, gelap, dan tidak ada ujungnya. Meski begitu, saya tau kemana akan melangkah saat suatu waktu ingin mengingatnya dengan baik, entah itu kepedihan atau kebahagiaan.

 

Yes, ke blog ini.

 

Saya kembali lagi ke sini.

 

Menulis bahwa hidup yang tau-tau ini terlalu dekat dan cepat, tau-tau rutinitas yang dijalani sudah 9am to 6pm, tau-tau mengidolakan BTS, tau-tau jadi pengangguran di usia hampir kepala 3, tau-tau trauma memeluk dengan paksa, tau-tau kehilangan seorang teman, tau-tau hari ini dia sudah tiada.

 

Kata orang begini: “Mau seberapa sering menghadapi kehilangan, kamu tidak akan pernah terbiasa”, sampai suatu ketika saya menangis dalam diam. Berjam-jam. Tanpa menyadari apa yang sudah membuat saya begitu terluka. Waktu itu di siang hari menjelang sholat jumat, saya dikabari kalau seorang teman sudah pergi, menginjakkan garis finish setelah berjuang semampunya.

 

Pertemanan yang saya ingat bukan seperti ke sahabat dekat cerita dari A sampai kembali lagi ke A, bukan yang pernah 'deep talk' meski sama-sama introvert yang tertutup rapat, bukan haha-hihi dan huhu-huhu bersama, bukan yang setiap ada waktu luang nongki cantik supaya instastory estetik, bukan yang saling mengirimi hampers dan kado ulang tahun. Bahkan saya tidak tau dia berapa bersaudara dan berapa sapi yang dia punya (arek boyolali soale wk).

 

Pertemanan yang saya ingat cukup sederhana:

ketika saya belum menuliskan kehadiran saat buka puasa bersama, dia bertanya: “wujudmu dimana?”;

ketika dia lembur dan twitternya penuh karena mengeluh, saya menyela: “octo bgt yaallah”;

ketika saya jengkel karena responnya menyebalkan, dia terbahak: “wahaha yaampun happiest, duh senang sekali”;

ketika tiba momen hari raya, dengan sopan dia menyapa: “njing, test. Minta maaf kene mbe aku”; dan

ketika di suatu sore yang teduh saat pulang dari kampus saya iseng bertanya ingin menikah di usia berapa, katanya: “30 sih nik kalau aku”. Dan dia sudah lebih dulu pulang tanpa sempat menyelesaikan sisa tahunnya di usia 20.

 

Ini hanya pertemanan biasa yang isinya lempar argumen, debat nasib, adu ego, sampai sambat tanpa lihat tempat. Tapi saya tau tidak ada yang hati yang terluka karena kata-kata, saya tau kalau ini adalah cara berteman paling efektif karena misuh-misuh dan berbagi kabar bisa didapat sekaligus.  

 

Saya menyadari dia bukan hanya teman kuliah yang setelahnya tidak ada memori lain untuk dikenang. Dia teman sederhana, tengil, dan tidak terganti. Dia teman yang hangat, mengesalkan, dan akan selalu diingat. Dia teman yang murah senyum, gengsian, dan menularkan tawa. Dia teman yang ambis, rapuh, dan banyak cita-cita. Dia teman yang tidak sempurna, banyak luka, dan tidak putus asa. Dia adalah teman yang sering saya ceritakan ke teman lain.


Dari banyak hal tentang kehilangan, saya belajar bahwa semua orang yang ditinggalkan tetap melanjutkan hidup, tidak ada yang berubah sampai nanti 5, 20, atau 50 tahun mendatang suaranya pelan-pelan terlupakan oleh waktu. Tapi ya tidak apa, kan katanya yang patah akan tumbuh dan yang hilang akan berganti. Saya yakin dia bukan sekedar ‘pergi’ tapi pulang menuju tempat yang indah, sejuk, berwarna, estetik, damai, yang belum pernah dia datangi. Bahagia-bahagia kelak datang berlipat ganda, semoga.

 

Semoga saya tidak akan sering ke sini untuk menuliskan banyak hal-hal yang pedih.

Semoga badai marah riuh yang berisik cukup di tahun ini, berikutnya hanya ketenangan jiwa, tidak perlu sampai petualangan wara-wiri penuh makna.

Semoga, hari ini, besok, dan besoknya lagi masih ada ruang yang menyisakan tawa dan senang-senang saja.

 

Ah saya baru ingat, nangis yang terlalu waktu itu karena yang bikin hidup jadi lucu pergi satu persatu. Asu. Wkwk. 

 

- ditulis dengan hati yang penuh –

 

P.S: you are not that special To, I just want to remember you before I can’t remember anymore wk :P

 

Rabu, 28 Juli 2021

Perihal tepat waktu

Sudah setahun berlalu tapi hanya ada satu tulisan anyar di sini, saya tidak tau mengapa begitu nyaman tidak menulis di blog berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan jika dibiarkan bisa bertahun-tahun. Padahal dulu saat situasi sedang kritis, saya mencari apa saja yang bisa ditulis. Dulu saat saya sedang butuh penghasilan tambahan untuk bayar tagihan, secepat mungkin saya berlari ke blog ini. Dulu saat ada begitu banyak kenangan yang harus dibagikan, saya mengetuk pintu, masuk ke dalamnya, lalu menulis dengan bahagia. Dulu saat ingin menumpahkan isi kepala yang tidak tau harus dilempar kemana, saya menulis dengan sukarela, dengan berlapang dada tanpa penuh kehati-hatian.   


Barangkali sekarang kondisinya sudah berbeda.


Bukan karena tidak lagi mengalami hal pelik atau tidak ada lagi yang bisa dibagikan, namun karena ingin menyimpannya dalam-dalam di ruang pikiran, yang kira-kira tidak dapat ditemukan oleh siapapun, kecuali diri sendiri. Bukan lagi harus mencari tempat pelarian untuk bercerita lebih banyak, tapi karena sengaja “tidak menyadari” perubahan yang ada, sengaja “pura-pura tidak memahami” kondisi saat itu, sengaja “tidak berbuat apa-apa” untuk menghadapinya, hanya membiarkan terjadi begitu saja.  


Tidak memaksa dan tidak berusaha mencari solusi.


Saya tau sampai kapanpun saya akan kembali ke blog ini, menulis apapun yang ingin ditulis, menulis untuk mengingat, dan menulis untuk diri sendiri. Kata orang menulis bisa mengobati, menjadi sebuah cara untuk menyembuhkan luka, meski sampai saat ini saya belum benar-benar menemukannya.


Ada saat di mana yang dibutuhkan bukan menulis, tapi menangis.

Ada kalanya menulis tidak lagi menggugah, tapi penyangkalan diri supaya tidak jujur terhadap situasi yang dialami. Menulis membutuhkan keterbukaan, yang jika dilakukan malah bisa menjatuhkan diri sendiri ke tempat yang lebih dalam, pekat, gelap, dan tidak ada ujungnya.

Ada waktunya, yang dibutuhkan bukan lagi menulis, melainkan keheningan tanpa suara-suara dalam kepala, ketenangan tanpa mimpi buruk, kesendirian tanpa tuntutan, mencapai tujuan tanpa ketakutan, menikmati hidup tanpa rasa bersalah, meski kadang kala semua tercipta atas kesadaran diri sendiri (baca: overthinking). Lagi-lagi tulisan seperti ini saya ciptakan tengah malam, saat usaha untuk kompromi dengan diri sendiri meluap tak beralasan.




Laci-laci mirip sekali dengan memori dan cerita. Ada yang sering dibuka, ada yang kuncinya sudah rusak dan tidak perlu diperbaiki, ada yang digunakan untuk menyimpan barang berharga, ada yang rapi dan terorganisir dengan baik, ada juga yang berantakan dan tidak ingin dibenahi. 
Laci-laci ini mirip sekali dengan keputusan-keputusan yang diambil. Ada yang sengaja menyisakan ruang di dalam, ada yang penuh namun masih tetap dalam kendali, ada yang tidak ingin diketahui orang lain, bahkan ada juga yang menyembunyikan rapat-rapat, tanpa diambil lagi.




Tidak banyak yang ingin saya tulis setelah dari Juli 2020 tidak menceritakan apapun.

Hanya saja, ada begitu banyak hal yang setahun ini sudah dilewati dan kenyataan yang baru disadari, salah satunya adalah perihal tepat waktu. Ia bisa menjadi amat sederhana jika dilihat lebih dekat. Misalnya, ada hari di mana pas sekali saya tiba di stasiun, lalu turun hujan. Pas sekali sudah di peron, kereta datang. Pas sekali sudah pesan ojek online, baterai telepon genggam habis. Detik-detik kritis itulah yang justru menyelamatkan saya. Semua terjadi tepat waktu bahkan baru menyadarinya setelah sampai di rumah dengan kondisi baik-baik saja.


Saya pernah memikirkan “kemungkinan” jika memilih keputusan lain yang bukan terjadi saat itu. Bagaimana jadinya jika saya tidak mengikuti semua hal yang sudah dilewati hari ini? Apakah akan ada situasi berbeda? Akhirnya akan seperti apa ya? Saya bertanya-tanya.


Kadang kala, ekspektasi kita terhadap perihal tepat waktu begitu rumit, sampai bisa kecewa jika segala rencana tidak terjadi tepat sesuai waktu yang diharapkan. 
Kadang kala, kita juga tidak menyadari bahwa ada hal-hal yang diciptakan bukan untuk kita, diusahakan sekeras apa, jika ia bukan untukmu lantas bisa berbuat apa? Perhitungan tepat waktu versimu tidak lagi berlaku.


Tepat waktu yang bisa kelihatan hanyalah saat kita bisa mengaturnya, sisanya? Ada di luar kendali kita.


Semoga, fakta bahwa saya jarang menulis bukan karena sudah dewasa. Sebab katanya menjadi dewasa adalah hal yang melelahkan.

 

  

Love, peace, love, and peace again. Pada akhirnya yang dibutuhkan dalam hidup adalah cinta dan kedamaian, bukan?

- Onix 

Senin, 15 Juni 2020

Meracik 6 bumbu utama untuk memaksimalkan teknologi di tengah pandemi

Kalau ada yang bertanya “Apa yang membuatmu betah di rumah aja selama masa karantina?” Maka akan saya jawab tanpa ragu: “Kemudahan internet dan keberadaan gadget.” Mungkin kalau tanpa kehadiran keduanya, saya bisa mati kutu di kosan karena nggak tau harus ngapain lagi. Situasi Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita semua untuk berada di rumah secara tidak langsung memaksa kita untuk berpikir kreatif. Hari ini ngapain ya? Besok ngapain lagi? Dan seterusnya sampai hari ini.   
Ada apa dengan milenial dan Revolusi Industri 4.0?
Kemudahan teknologi itu menyenangkan. Semua pekerjaan yang dulu perlu pengorbanan terkait jarak dan waktu kini bisa berlangsung lebih mudah dan cepat, bahkan sebagian di antaranya bisa dilakukan dari rumah. Penggunaan internet dan gadget sangat identik dengan generasi milenial. Generasi Milenial – atau Generasi Y, yang disebutkan oleh mayoritas peneliti serta ahli demografi sebagai generasi yang lahir pada dalam rentang 1980-an hingga 2000-an merupakan generasi unik yang lahir di tengah-tengah pertumbuhan internet dan kemudahan informasi. 

Milenial adalah generasi kreatif dan cepat yang memanfaatkan perubahan dan peluang yang ada. Mereka (termasuk saya juga sih) saat ini sedang berada dalam Era Disrupsi atau era yang diramaikan dengan munculnya berbagai inovasi dalam teknologi digital serba canggih maupun dalam lingkup hidup sosial sehari-hari. Kelompok umur ini diidentifikasi memiliki karakter yang lebih kritis dan sangat dekat dengan teknologi. Walaupun karakteristik milenial ini berbeda-beda karena tergantung wilayah, kondisi sosial ekonomi, hingga pola hidup tiap individunya, namun terdapat beberapa kesamaan dalam hal penggunaan teknologi. Misalnya saja beralihnya preferensi masyarakat dari taksi konvensional/ojek pangkalan pada layanan ride sharing berbasis on-demand. Orang-orang gemar memulai sesuatu yang sifatnya anti mainstream dan tentunya tidak berbelit-belit.

Kata Chairman CT Corp Chairul Tanjung dalam sebuah artikel, saat ini kita mengalami dua disrupsi yang luar biasa yaitu bidang teknologi karena revolusi industri 4.0 dan gaya hidup karena adanya perubahan generasi. Revolusi industri 4.0 menjadi salah satu alasan yang membawa banyak perubahan dalam kehidupan. Saat ini kita berada pada awal sebuah revolusi yang mengubah cara hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain (Prof Klaus Martin Schwab).
Apa itu Revolusi industri 4.0?
Industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber. Pada industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomatisasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Secara sederhana, revolusi industri 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia.

Meracik 6 bumbu utama untuk memaksimalkan teknologi di tengah pandemi
Sejarah telah mencatat bahwa cara kerja mesin yang lama akan digantikan dengan teknologi baru. Dengan bermodal gadget dan akses internet, kita sudah bisa mempelajari banyak hal dan mendapatkan rasa aman supaya bisa betah di rumah aja di tengah situasi Pandemi Covid-19. Sejak Maret 2020, imbauan untuk tidak kemana-mana dan tetap di rumah merupakan gerakan bersama untuk menghentikan rantai penyebaran virus korona. Mau tidak mau, kita harus bisa bertahan dan mengusir kebosanan di rumah demi keselamatan diri. Setiap orang bebas memilih bagaimana cara ia mengisi hari-hari dalam kurun waktu yang tidak pasti seperti ini. Tentu saya juga punya cara tersendiri untuk bisa betah di rumah a.k.a kosan. Caranya adalah dengan meracik 6 bumbu utama untuk memaksimalkan teknologi di tengah pandemi. Meracik bumbu ini tidak perlu banyak peralatan seperti ulekan atau blender. Jika kamu ingin mencoba meraciknya, bisa juga dilakukan di rumah yaa! Meski nanti akan memakan waktu berjam-jam, ingatlah yang penting tidak menggunakan bumbu instan yang sudah jadi atau beli di supermarket. Yuk coba! 
Bumbu utama:
1 butir film favorit/video lucu
Kerja dari rumah secukupnya
2 siung komunikasi
1 lembar kursus online
500 gram e-book
1 sdt blog

Cara meracik:
1. Nonton film/drama/video lucu
Alih-alih menonton berita sepanjang hari di rumah, nonton video lucu adalah cara mudah untuk menyelematkan diri sendiri dari tekanan negatif. Setelah mengikuti tayangan Tonight Show yang mengocok perut, saya juga ikuti konten receh di IG @kristo.immanuel yang isinya menirukan suara kambing/ti-rex hahaha. Nonton keduanya bisa bikin ngakak sampai capek juga ternyata. Kalau sudah mulai bosan, saya menggantinya dengan film rekomendasi orang-orang atau drama korea pemenang Baeksang Art Awards. Sejauh ini nonton video receh dan film/drama bisa membantu mengurangi negative vibes dari berita Covid-19 yang berseliweran di luar sana.

2. Work from home (WFH)
Work from home atau bekerja dari kosan adalah pilihan yang diberikan untuk karyawan di kantor karena masa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) diberlakukan. Dengan kondisi bekerja dari kosan, maka kebutuhan akses internet yang memadai dan laptop mumpuni sangat diperlukan. Meski sudah memasuki New Normal atau Tatanan Baru untuk beraktivitas kembali, namun WFH masih aktif sampai sekarang sehingga teknologi informasi tetap dimaksimalkan.

3. Video call bersama keluarga/sahabat (jaga komunikasi)
Untuk mengurangi kesendirian dan kekhawatiran, cara ini yang bisa saya lakukan selama di rumah aja. Jauh dari rumah dan menjadi anak rantau sejak 6 tahun lalu adalah tantangan yang saya hadapi. Tapi lagi-lagi, menjaga komunikasi dengan orang terdekat juga perlu. Saling memberi kabar, saling memperhatikan dan mendukung satu sama lain supaya kita juga tidak mudah menyalahkan diri sendiri. Dulu video call bersama keluarga bisa dihitung jari, sekarang jadi rutinitas sehari-hari. Kami sering membahas kondisi, hal-hal baru, aktivitas ringan, bahkan yang serius, yang penting jaga komunikasi.

4. Kursus online
Perlu digaris bawahi kalau di masa pandemi ini kita bukan sedang kecanduan sibuk. Kata Adjie Santosoputro, tidak apa-apa kalau menghadapi situasi saat ini tidak bertambah kemampuan baru atau tidak belajar. Adjie menekankan kalau hidup ini tidak selalu soal kompetisi produktif, bro. Jangan sampai karena mengikuti tren “kursus online” atau “webinar” kita malah lupa untuk rehat dan makin mempersulit keadaan untuk bertahan. Pada dasarnya saya mengikuti kursus di salah satu platform kursus online adalah untuk menambah pengetahuan yang berkaitan dengan blogging. Kursus online yang saya ikuti bertajuk Optimasi SEO untuk Membuat Website Eksis di Halaman Depan Google. Akses internet untuk kursus online sangat dibutuhkan dalam mengikuti materi-materi yang diberikan. Belum lagi harus praktik langsung di laptop, beruntunglah karena kehadiran teknologi memudahkan hidup saya.

5. Baca e-book
Kalau penasaran apa e-book yang saya baca dan mengapa harus baca itu, jawabannya e-book dari Qwords yang berjudul “Cara menghasilkan uang dari blog” adalah pilihan yang saya baca. Sebetulnya ini sederhana saja, saya bukan mau menekankan dua hal yang kontras antara “kompetisi produktif” dan “berhenti kecanduan sibuk”. Tapi saya hanya ingin memperdalam skill dalam dunia blog aja, demi menghasilkan cuan/passive income yang tidak tau kapan akan datang hahaha. Jadi intinya belajar untuk menghidupi atau sekedar upgrade pengetahuan adalah pilihan masing-masing orang. Pilih saja apa bahan bacaan yang membuatmu senang dan tenang, bukan malah terbeban. Sekali lagi, ini adalah berkat kemajuan teknologi.

6. Mulai rajin nge-blog
Kadang-kadang saya merasa terlambat. Saya sudah menekuni dunia blog sejak tahun 2013, tapi tampaknya masih di situ-situ aja. Melihat teman-teman blogger yang sudah melambung dan mengalami kemajuan, saya merasa belum memaksimalkan blog saya dengan baik. Secara tidak langsung era digital mengharuskan kita pintar-pintar melihat peluang, karena peluang akan menghasilkan bagi yang benar-benar memanfaatkan. Kilas balik saat dulu saya sempat punya domain berbayar karena sedang rajin-rajinnya ngeblog, namun itu hanya berlangsung sebentar. Kemudian blog saya kembali tidak terurus, domain itu saya biarkan begitu saja sampai sudah tidak berlaku lagi. Setelah mengikuti kursus online tadi, saya baru sadar kalau domain berbayar bukan hanya sekedar style sebuah blog, namun juga menjadi salah satu teknik SEO. Kata kuncinya adalah “Trusted”. Website kita bisa dipercaya google, misalnya dengan menggunakan template yang profesional, menggunakan HTTPS, ada Customer Service 24 jam, dan sebagainya. Hal ini yang bikin saya ingin fokus dan mulai rajin ngeblog lagi.
Mulai rajin ngeblog
Situasi Pandemi Covid-19 secara tidak langsung menarik saya untuk mengevaluasi banyak hal. Tahun lalu menjadi tahun terpanjang saya untuk hibernasi dari menulis dan dunia blog. Sekarang saya ingin mengisi kekosongan itu dengan berbagai jenis tulisan dan tentu mengganti domain blogspot tersebut menjadi (dot) com lagi. Kali ini saya akan memutuskan untuk membeli domain berbayar di Qwords. Qwords adalah salah satu web hoster yang terpercaya di Indonesia. Qwords juga menjadi salah satu bagian penting dalam perkembangan dunia website karena sampai sekarang mampu menghadirkan berbagai layanan paket terbaik kepada pelanggannya. Tidak hanya dalam skala kecil saja, produk Qwords bisa dibilang mumpuni untuk digunakan oleh para pemilik website atau blog seperti saya. 
Mengapa harus beli domain di Qwords?
Dengan taglinenya "Reliable Fast Web Hosting With Reasonable Price!" saya memilih Qwords karena memiliki server yang cepat dengan harga hosting murah. Kenapa harus Qwords? Berikut ini ada 6 alasan kenapa saya ingin membeli domain di Qwords:
1. Kualitas produk yang utama
Dengan menghadirkan paket unggulan, Qwords menawarkan 2 pilihan paket shared hosting, yaitu paket personal dan paket bisnis dan menyediakan fasilitas terbaik yang dapat dinikmati pelanggan. Qwords merupakan salah satu web hoster yang aman dan andal, sehingga pemilik website bisa memanfaatkan sistem keamanan lebih baik. Selain itu, Qwords juga bisa memberikan akses lebih cepat ke seluruh dunia. Melalui Qwords, kita juga dapat mengoptimalkan traffic website menggunakan teknologi cloud hosting Indonesia dengan layanan unggulan. Sejak tahun 2005, Qwords menghadirkan teknologi menarik dalam mengembangkan akses website dalam skala besar atau kecil. Dari sisi kapasitas teknologi yang digunakan, biasanya dimanfaatkan pada pelayanan perusahaan besar terutama dari sisi web hosting, sedangkan konsep digital terintegrasi juga sudah dikembangkan hingga akhirnya dijadikan sebuah pilihan menarik bagi pengembang website baik berbentuk perusahaan atau perorangan.

2. Layanan support yang responsif
Qwords memiliki layanan support yang responsif. Saat ingin mengganti domain dari blogspot menjadi (dot) com, saya mencoba chat melalui CS (Customer Service) di hari libur dan di luar jam kerja. Hasilnya? Qwords memberikan fasilitas layanan support yang siap sedia kapan pun. Respon terbilang cepat dan jelas, karena pesan saya ditanggapi kurang dari 5 menit. Admin menjelaskan tentang tata cara mengganti domain dan cara memesan melalui link yang sudah disediakan. Jika kita ingin menggunakan fitur WhatsApp, Qwords juga menyediakannya lho! Siapa tahu ingin private dan ringkas melalui fitur chat yang  satu itu.

3. Domain bisa kustom
Domain yang ingin dipakai bisa kustom alias keinginan sendiri. Nama domain digunakan untuk mempermudah pengunjung menuju blog kita. Selain untuk mencerminkan blog, nama domain juga dapat memperkuat branding. Saya akan memilih (dot) com untuk mengganti blog yang lama karena 4 alasan seperti yang dijabarkan Qwords, yaitu: International, Popular, Professional, serta Attention & Trust. Setelah saya cek domain yang saya inginkan di Qwords, ternyata onixoctarina.com masih tersedia. Semoga setelah niat ini terwujud, saya bisa menerapkan teknik SEO dengan maksimal dan juga makin konsisten mengisi beranda di blog.

4. Memiliki panduan lengkap untuk pengguna
Panduan yang lengkap adalah cerminan dari layanan yang bagus, apalagi web hoster adalah salah satu jenis layanan yang memerlukan banyak penjelasan/tata cara. Berita baiknya, Qwords menyediakan panduan lengkap yang bisa kita temukan di halaman http://kb.qwords.com/. Panduan/dokumentasi lengkap tersebut berisi tentang layanan Qwords dan ratusan panduan terkait domain, hosting dan lainnya yang dapat dipelajari. Ketersediaan panduan lengkap dari Qwords ini juga menjadi salah satu andalan bagi pemula. Proses belajar sampai penggunaan layanan web hosting dari Qwords ini bisa dicermati secara detail agar nantinya pelanggan tahu seperti apa proses yang harus diikuti. Seperti halnya penjelasan yang diarahkan Admin (Layanan Support) ke link terkait untuk memudahkan pengguna membeli dan mengganti domain baru.

5. Banyak promo/diskon
Siapa yang tidak suka promo/diskon? Bahkan ada yang menggemari istilah berburu diskon/sale karena kapan lagi bisa menikmati diskon cuma-cuma? Dalam periode ini (hingga 30 Juni), Qwords menyediakan promo special untuk pembelian domain (dot) com dari 165k kini hanya cukup membayar 135k. Selain itu, terdapat syarat dan ketentuan yang berlaku seperti promo hanya berlaku untuk registrasi baru dan untuk 1 tahun pertama. Jika tidak memesan melalui halaman terkait, maka dapat menggunakan Voucher:COMJUN20. Yuk langsung aja meluncur ke website Qwords karena masih ada ketentuan lainnya yang harus dipastikan.

6. Metode pembayaran lengkap
Metode pembayaran di Qwords terbilang lengkap. Mulai dari bank transfer sampai bayar tunai juga bisa. Metode pembayaran untuk pembelian di Qwords bisa dilakukan melalui Bank transfer (BNI, Mandiri, BCA), Virtual Account (Mandiri, BNI, bii, Permata Bank, KEB Hana Bank, ATM Bersama), kartu kredit (Visa dan Master), Alfamat, DOKU Wallet, PayPal dan Cash (bayar dikantor Qwords atau pameran). Hal ini tentu memudahkan kita untuk melakukan transaksi, karena tidak menjadi alasan lagi jika berdalih “ah kena fee transfer” atau “yah, cuman bisa bayar lewat ini doang". Qwords sudah memfasilitasinya!

Kesimpulan
Kalau ke-6 bumbu utama sudah diracik untuk bisa memaksimalkan teknologi di tengah pandemi, kamu bisa menyimpannya rapat-rapat di notes/catatan pribadi. Tidak perlu disimpan dalam wadah kedap udara atau dalam lemari es. Bahkan kamu bisa menggunakannya berkali-kali demi menemani hari-hari dan dijamin tidak mudah basi. Barangkali setelah selesai pandemi ada skill/kemampuan yang bertambah ya disyukuri, namun jika tidak sama sekali juga tidak apa-apa. Intinya kita sama-sama sedang mencoba bertahan di rumah dengan memaksimalkan sumber daya yang ada.

Perlu diingat kalau kita tidak harus selalu aktif, karena masa sulit ini bukan kompetisi produktif.
Selamat mencoba!


Artikel ini diikutkan dalam Qwords Blog Competition #OnlineinAja dan #LombaBlogQwords

Minggu, 31 Mei 2020

Cerita anak kosan dan resep masakan dari Yummy App yang menyelamatkan

Cerita anak kosan 
Sudah hampir 6 tahun saya menjadi anak kosan dan hidup di perantauan. Sejak pertama kali meninggalkan rumah, segalanya harus bisa saya lakukan sendiri, kuat dilakoni, lek ra kuat ditinggal ngopi. Mulai dari berbenah diri, menyiapkan makan siang, belanja bulanan, sampai memilih titip absen atau nggak saat malas kuliah, semuanya saya lakukan sendiri. Kalau saat kuliah di Semarang dulu pulang ke rumah bisa setahun 2x, sekarang saat sudah kerja malah pulang hanya setahun 1x, ehtapi tahun lalu 2x ding hahaha. Intinya, konsultasi dengan Ibu atau Bapak di rumah hanya bisa dilakukan via daring. Keputusan menjalani hidup sepenuhnya ada di saya, termasuk mau makan apa hari ini.

Ini adalah tahun kedua saya bekerja di kantor yang sama dengan tahun sebelumnya. Seperti pegawai kantoran 8-5 pada umumnya, mencoba menu masakan baru tentu jarang saya lakukan karena alasan klasik: waktu. Selama jadi anak kosan, menu masakan dengan bahan pokok 3T atau tahu-tempe-telur yang diolah dengan resep itu-itu aja sepertinya sudah beradaptasi dengan baik di lidah. Namun di tengah situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan saya bekerja dari kosan (WFH/Work from home), saya memilih memasak menu sendiri agar kualitas dan kebersihan masakan tetap terjaga dengan baik. Hahaha! Gayanya selangit Gusti, padahal mah parno aja kalau pesan makanan dari luar rumah. Tapi ini serius, memasak menu makanan sendiri akan menguntungkan 2 hal: kebersihan masakan terjamin dan anak kosan jadi menghemat pengeluaran. Sialnya, mencoba menu baru ternyata menyulitkan karena saya tidak pernah mengeksplorasi berbagai resep. Alhasil ada Yummy App yang menyelamatkan. Sekarang udah nggak bingung mau masak apa. Apapun bahan yang saya punya, jadi #BebasMasakApaSaja karena ada kreasi masakan di Yummy App yang patut dicoba.

Review Yummy App via mobile
Yummy app adalah aplikasi resep masakan yang diluncurkan Yummy Indonesia by IDN Media di awal Mei 2019. Dilansir dari yummy.co.id, aplikasi gawai Yummy App dan situs yummy.co.id merupakan hasil pengembangan dari IDN Media. IDN Media sebagai perusahaan media multi-platform untuk Millennial dan Gen Z di Indonesia menaungi Yummy, Popmama, IDN Times, Popbela, GGWP.ID, Duniaku.com, IDN Creative, IDN Event dan IDN Creator Network.
Yummy app menampilkan kumpulan resep makanan, resep minuman, resep kue, resep masakan indonesia lainnya yang praktis, dan mudah hanya dengan mengikuti 5 langkah saja. Dengan Yummy app, kita tidak lagi bingung mau masak apa jika tanggal tua melanda. Saya mengakses Yummy app dari telepon genggam supaya memudahkan untuk meniru ataupun memodifikasi menu saat memasak langsung di dapur. Setelah beberapa kali mencoba aplikasi ini, ada 5 alasan positif menggunakan Yummy app dan bagaimana ia menyelamatkan anak kosan seperti saya, berikut di antaranya:

1. Tampilan ringan dan menarik
Yummy app memiliki tampilan yang ringan dan mudah digunakan. Aplikasi Yummy menggabungkan konsep desain visual yang clean dan intuitif. Apa itu intuitif? Secara sederhana, intuitif artinya layout aplikasi Yummy bisa dimengerti dengan mudah secara natural dan hanya dengan menggunakan insting saja. Kenapa saya katakan demikian? Yummy app memiliki desain yang familiar atau sesuatu yang sudah pernah saya lihat sebelumnya. Hal ini adalah poin penting bagi sebuah aplikasi, karena kalau kita sudah familiar dengan sesuatu, tentu sudah tahu kan apa yang harus dilakukan?
Tampilan Yummy app juga menarik bagi pengguna pemula seperti saya. Warna oranye yang menjadi ciri khas Yummy app membuat siapa saja mudah mengingatnya. Warna merupakan komponen utama dalam desain aplikasi. Ketika diaplikasikan dalam desain, kombinasi antara warna oranye dan putih memberikan makna kesegaran, antusias, dan pembaharuan. Warna oranye yang menampilkan view kontras juga bisa memperkuat pesan yang disampaikan dalam Yummy app, karena banyak informasi penting dan resep yang sifatnya call to action sehingga saya pun tidak ragu ingin mencoba menu baru. 

2. Informasi lengkap
Di Yummy app sudah tersedia dengan lengkap informasi yang dibutuhkan, mulai dari menu apa yang ingin kita coba, bahan dasarnya, cara membuat, sampai informasi resep (durasi memasak, porsi makan, biaya yang dikeluarkan, dan keterangan lainnya yang membantu). Caranya cukup mudah, tinggal cari resep di kolom Cari Resep dan Chef Yummy. Kalau mau coba cara lain, bisa juga scrolling halaman Home Yummy app. Di sana menyediakan berbagai kategori masakan yang benar-benar bisa membantu anak kosan menemukan resep baru yang mudah dan variatif. Ada makanan pembuka, makanan utama, makanan penutup, makanan pendamping, sampai cemilan, bahkan aneka resep minuman pun tersedia.
Uniknya lagi, Yummy app juga menyediakan resep-resep lainnya, seperti resep penjaga imunitas, dessert, resep terbaru, sampai cita rasa mancanegara! Ini sih definisi buku menu dalam satu aplikasi namanya. Kalau dulu saya masih mikir-mikir untuk beli buku menu karena harganya yang mahal, sekarang hanya dengan registrasi via facebook/email sudah bisa mengeksplorasi resep baru yang pas di lidah dan di kantong hahaha. 
Berhubung sudah ada kategori cita rasa mancanegara, mari ke dapur dan coba Cheesy Mashed Potato!
Ohya, hal penting lainnya yang tidak bisa dilewatkan adalah: Yummy app juga menyediakan fitur blog tersendiri dengan konten-konten yang bervariasi, mulai dari tips Yummy, resep chef favorit hingga event dan promosi yang bisa diikuti.

3. Fast loading dan responsif
Siapa yang betah berlama-lama nonton tutorial masakan di youtube karena buffering? Tentu bukan saya dong pastinya. Yummy app justru memiliki waktu loading yang tergolong singkat terutama saat mengakses resep untuk mencermati masakan. Padahal Yummy app juga menyediakan video tutorial memasak seperti halnya di youtube. Dari pengalaman saya menggunakan aplikasi ini, Yummy app termasuk responsif. Interface Yummy app bekerja dengan cepat. Kalau kita perlu menunggu sebuah aplikasi loading lama pasti juga jadi malas kan?

4. Mobile-friendly
Setelah menggunakan Yummy app dalam minggu terakhir ini, dapat disimpulkan kalau aplikasi kreasi resep masakan Yummy termasuk kategori mobile-friendly. Bahkan dari Test Mobile Friendly, Yummy app telah teruji mudah digunakan dalam perangkat seluler. Ya wajar saja, Yummy app terlihat lebih rapi dengan tulisan-tulisan yang singkat dan keterangan jelas, sehingga pengguna tidak menghabiskan waktu membaca penjelasannya. Pada bagian Cara Memasak Resep juga ditambahkan gambar setiap tahap dan video sederhana tinggi resolusi. Hal ini memudahkan pengguna untuk mencari menu dan resep yang ingin dicoba. Misalnya saja, saya ingin mencoba resep Keripik Jamur sambil membawa telepon genggam ke dapur, maka melihat step Cara Memasak Resep melalui gambar dapat menjadi pilihan.
Test Mobile Friendly via https://search.google.com/test/mobile-friendly

5. Bisa jadi chef ala-ala
Emangnya hanya Arnold dan Juna yang bisa jadi chef? xixi Kita semua bisa jadi chef di Yummy app lho!! Caranya mudah, kalau punya kreasi masakan yang baru, kita bisa publikasi resep tersebut beserta bahan-bahan, cara memasak dan juga foto resep di sana, lalu unggah di fitur "Upload Resep". Siapa tahu setelah mencoba belajar memasak, kita jadi bisa dapat ide untuk menu yang menarik kan? Ditambah lagi kita bisa mendapatkan uang tambahan Rp10.000 untuk setiap resep kreasi sendiri yang berhasil publish. Perhitungan konversi dari jumlah resep publish menjadi Yummy Point adalah: 1 resep publish = 100 Yummy Point = Rp10.000. Setelah mendapatkan Yummy point kita bisa melakukan redeem poin ke akun bank kita! Daebak! Selain itu, pengguna juga bisa memanfaatkan Fitur Ikuti Akun Teman dan Fitur Notifikasi Interaksi saat berinteraksi dengan komunitas Yummy lho! 

Resep masakan dari Yummy App yang menyelamatkan
Kalau dulu masih sering bingung mau masak apa hari ini, bosan mengolah bahan 3T (tempe-tahu-telur) yang itu-itu saja, maka sekarang ada Yummy App yang menyelamatkan anak kosan. Tidak perlu bingung lagi mau masak apa, tinggal pilih bahan yang tersedia di kulkas dan temukan inspirasi resep di menu “Masak”. Kalau tadi memanfaatkan fitur untuk bahan yang ada di kulkas, alternatif lain yang bisa digunakan di Yummy app yaitu filter harga. Misalnya saya hanya ada budget untuk belanja bahan masakan sebesar Rp20.000,00, maka Yummy app akan mengarahkan pengguna bisa memasak apa saja dengan biaya yang dipilih. Semudah itu dong! Pusing saya.
Oke kali ini saya mau mencoba mengolah tahu yang tersisa di kulkas. Setelah menerapkan bahan tersebut, saya langsung menemukan menu yang belum pernah saya coba, Tahu Domino Siram Sambal! Bahan-bahannya sudah ada dan cara membuat yang super mudah. Dulu yang hanya familiar digoreng aja, sekarang sudah ada kreasi baru hahaha. Terima kasih Yummy app yang sudah menyelamatkan cerita saya sebagai anak kosan. Kini saya menemukan inspirasi dan ide untuk masak berbagai masakan dengan mudah di tengah masa-masa sulit karantina.   


ratings & review

Tulisan ini diikutkan dalam Blog Competition Yummy x Popmama 2020

Diberdayakan oleh Blogger.